Selasa, 23 Februari 2010
di
06.19
|
0
komentar
Sejarah Perjalanan Kota Betawi
Orang Betawi belum pernah mendirikan kerajaan.Orang Betawi merupakan saksi pergantian kekuasaan dari zaman ke zaman.Kedudukan tanah betawi sangat penting karena berada di muara ciliwung , bekasi dan krukut . Kota pertama yang berdiri disekitar Jakarta adalah Sundapura terletak di timur Jakarta tepi kali cileungsi . Sundapura berdiri pada abad ke-12.
1.Betawi pada zaman pajajaran
pada zaman pajajaran orang betawi adalah hulun atau rakyat pajajaran. Pada zaman ini orang betawi telah berbahasa sunda.hubungan masyarakat betawi dengan kerajaan pajajaran sangat dekat. Hal ini disebabkan karena sejak abad 12 pelabuhan kelapa dikuasai oleh pajajaran dan berganti nama menjadi Sunda Kelapa . kerajaan pajajaran beragama budha mempunyai kedudukan yg amat mulia. Kebanyakan orang betawi masih menganut kepercayaan lama,mereka tidak beragama budha.
Pada pertengahan abad ke-14 di karawang berdiri pesantren kuro. raja yg memerintah pajajaran waktu itu yakni prabu Siliwangi.Syahdan prabu siliwangi mengunjungi pesantren kuro.Sang prabu jatuh hati pada seorang santri putri yg bernama Nhay Subang Larang.dari perkawinanya dengan Nhay Subang Larang. Sang prabu dikaruniai seorang anak yg bernama Kyan Santang. ia beragama islam.Orang betawi banyak masuk islam yg disebarkan oleh Kyan Santang.Pendeta kerajaan pajajaran menilai Kyan Santang melakukan penyimpangan,atau langgara .karena itu tempat sembahyang Kyan Santang dinamakan langgar.
Kerajaan pajajaran menjadi makmur dengan adanya pelabuhan sunda kelapa.Orang Betawi banyak yg bergiat di bidang kesenian.mereka memajukan kesenian Betawi seperti topeng,ubrug,dan unjungan. Pada tahun1521 kerajaan pajajaran membuat perjanjian dengan bangsa portugis yang akhirnya membuat marah Kesultanan Islam Demak .
2. Senja di Pelabuhan Sunda Kelapa
Wali yang bernama sunan Ampel dhenta ditugaskan berangkat ke Sunda kelapa untuk melakukan persiapan pertempuran. Sunan ampel berusaha mengislamkan penduduk yang ia lakukan selama 5 tahun sejak tahun 1522-1527, lalu ia kembali ke Cirebon. Sunan Demak menugaskan fatahillah untuk menyerbu pasukan portugis yang ada di Sunda kelapa. Puncak pertempuran antara pasukan fatahillah dengan pajajaran di yakini pada tanggal 22 juni 1527 dan setelah fatahillah merebut Sunda kelapa ia mengganti nama dengan Jayakarta . Setelah merebut kota fatahillah mendirikan kadipaten di tepi barat kali ciliwung. Setelah mendirikan kadipaten tersebut ia kembali ke banten karena ia menjadi Sultan banten, fatahillah meninggal di banten dan kadipaten dipegang oleh Tubagus Angke. Setelah diganti Tubagus Angke diganti oleh Pangeran Ahmad Jakarta. Ahmad jakarta merupakan Pangeran terakhir di Kadipaten jayakarta. Jayakarta pada masa keemasannya direbut oleh pasukan hindia belanda yang kemudian menduduki kota jayakarta pada tahun 1619 yang diketuai oleh Jan pieterzoon coen sebagai Gubernur Jendral.
3. Jaman V O C
Pieter both yang menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama, lebih memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC daripada pelabuhan Banten, karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan pelabuhan kecil.ada tahun 1611 VOC mendapat izin untuk membangun satu rumah kayu dengan fondasi batu di Jayakarta, sebagai kantor dagang. Kemudian mereka menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat muara di tepi bagian timur Sungai Ciliwung, yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda, dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis. Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi
Gubernur Jenderal (1618 – 1623), ia mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Huis, dan membangun tembok batu yang tinggi, di mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal yang mereka sewa, sehingga kini benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh, dan mulai mempersiapkan untuk menguasai Jayakarta.Dari basis benteng ini pada 30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta, yang memberi mereka izin untuk berdagang, dan membumihanguskan keraton serta hampir seluruh pemukiman penduduk. Berawal hanya dari bangunan separuh kayu, akhirnya Belanda menguasai seluruh kota. Semula Coen ingin menamakan kota ini sebagai Nieuwe Hollandia, namun de Heeren Seventien di Belanda memutuskan untuk menamakan kota ini menjadi Batavia, untuk mengenang bangsa Batavieren.Pada 4 Maret 1621, pemerintah Stad Batavia (kota Batavia) dibentuk[1]. Jayakarta dibumiratakan dan dibangun benteng yang bagian depannya digali parit. Di bagian belakang dibangun gudang juga dikitari parit, pagar besi dan tiang-tiang yang kuat. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3 kali lipat.
Pembangunannya selesai pada tahun 1650. Kota Batavia sebenarnya terletak di selatan Kastil yang juga dikelilingi oleh tembok-tembok dan dipotong-potong oleh banyak parit.Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan Banten dan Batavia mula-mula dibentuk oleh Kali Angke dan kemudian Kali Cisadane. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit Mataram (1628-1629) yang tidak mau pulang.Beberapa persetujuan bersama dengan Banten (1659 dan 1684) dan Mataram (1652) menetapkan daerah antara Cisadane dan Citarum sebagai wilayah kompeni. Baru pada akhir abad ke-17 daerah Jakarta sekarang mulai dihuni orang lagi, yang digolongkan menjadi kelompok budak belian dan orang pribumi yang bebas.Pada 1 April 1905 nama Stad Batavia diubah menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari 1935 nama kota ini diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia[2].
Orang Betawi belum pernah mendirikan kerajaan.Orang Betawi merupakan saksi pergantian kekuasaan dari zaman ke zaman.Kedudukan tanah betawi sangat penting karena berada di muara ciliwung , bekasi dan krukut . Kota pertama yang berdiri disekitar Jakarta adalah Sundapura terletak di timur Jakarta tepi kali cileungsi . Sundapura berdiri pada abad ke-12.
1.Betawi pada zaman pajajaran
pada zaman pajajaran orang betawi adalah hulun atau rakyat pajajaran. Pada zaman ini orang betawi telah berbahasa sunda.hubungan masyarakat betawi dengan kerajaan pajajaran sangat dekat. Hal ini disebabkan karena sejak abad 12 pelabuhan kelapa dikuasai oleh pajajaran dan berganti nama menjadi Sunda Kelapa . kerajaan pajajaran beragama budha mempunyai kedudukan yg amat mulia. Kebanyakan orang betawi masih menganut kepercayaan lama,mereka tidak beragama budha.
Pada pertengahan abad ke-14 di karawang berdiri pesantren kuro. raja yg memerintah pajajaran waktu itu yakni prabu Siliwangi.Syahdan prabu siliwangi mengunjungi pesantren kuro.Sang prabu jatuh hati pada seorang santri putri yg bernama Nhay Subang Larang.dari perkawinanya dengan Nhay Subang Larang. Sang prabu dikaruniai seorang anak yg bernama Kyan Santang. ia beragama islam.Orang betawi banyak masuk islam yg disebarkan oleh Kyan Santang.Pendeta kerajaan pajajaran menilai Kyan Santang melakukan penyimpangan,atau langgara .karena itu tempat sembahyang Kyan Santang dinamakan langgar.
Kerajaan pajajaran menjadi makmur dengan adanya pelabuhan sunda kelapa.Orang Betawi banyak yg bergiat di bidang kesenian.mereka memajukan kesenian Betawi seperti topeng,ubrug,dan unjungan. Pada tahun1521 kerajaan pajajaran membuat perjanjian dengan bangsa portugis yang akhirnya membuat marah Kesultanan Islam Demak .
2. Senja di Pelabuhan Sunda Kelapa
Wali yang bernama sunan Ampel dhenta ditugaskan berangkat ke Sunda kelapa untuk melakukan persiapan pertempuran. Sunan ampel berusaha mengislamkan penduduk yang ia lakukan selama 5 tahun sejak tahun 1522-1527, lalu ia kembali ke Cirebon. Sunan Demak menugaskan fatahillah untuk menyerbu pasukan portugis yang ada di Sunda kelapa. Puncak pertempuran antara pasukan fatahillah dengan pajajaran di yakini pada tanggal 22 juni 1527 dan setelah fatahillah merebut Sunda kelapa ia mengganti nama dengan Jayakarta . Setelah merebut kota fatahillah mendirikan kadipaten di tepi barat kali ciliwung. Setelah mendirikan kadipaten tersebut ia kembali ke banten karena ia menjadi Sultan banten, fatahillah meninggal di banten dan kadipaten dipegang oleh Tubagus Angke. Setelah diganti Tubagus Angke diganti oleh Pangeran Ahmad Jakarta. Ahmad jakarta merupakan Pangeran terakhir di Kadipaten jayakarta. Jayakarta pada masa keemasannya direbut oleh pasukan hindia belanda yang kemudian menduduki kota jayakarta pada tahun 1619 yang diketuai oleh Jan pieterzoon coen sebagai Gubernur Jendral.
3. Jaman V O C
Pieter both yang menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama, lebih memilih Jayakarta sebagai basis administrasi dan perdagangan VOC daripada pelabuhan Banten, karena pada waktu itu di Banten telah banyak kantor pusat perdagangan orang-orang Eropa lain seperti Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, sedangkan Jayakarta masih merupakan pelabuhan kecil.ada tahun 1611 VOC mendapat izin untuk membangun satu rumah kayu dengan fondasi batu di Jayakarta, sebagai kantor dagang. Kemudian mereka menyewa lahan sekitar 1,5 hektar di dekat muara di tepi bagian timur Sungai Ciliwung, yang menjadi kompleks perkantoran, gudang dan tempat tinggal orang Belanda, dan bangunan utamanya dinamakan Nassau Huis. Ketika Jan Pieterszoon Coen menjadi
Gubernur Jenderal (1618 – 1623), ia mendirikan lagi bangunan serupa Nassau Huis yang dinamakan Mauritius Huis, dan membangun tembok batu yang tinggi, di mana ditempatkan beberapa meriam. Tak lama kemudian, ia membangun lagi tembok setinggi 7 meter yang mengelilingi areal yang mereka sewa, sehingga kini benar-benar merupakan satu benteng yang kokoh, dan mulai mempersiapkan untuk menguasai Jayakarta.Dari basis benteng ini pada 30 Mei 1619 Belanda menyerang Jayakarta, yang memberi mereka izin untuk berdagang, dan membumihanguskan keraton serta hampir seluruh pemukiman penduduk. Berawal hanya dari bangunan separuh kayu, akhirnya Belanda menguasai seluruh kota. Semula Coen ingin menamakan kota ini sebagai Nieuwe Hollandia, namun de Heeren Seventien di Belanda memutuskan untuk menamakan kota ini menjadi Batavia, untuk mengenang bangsa Batavieren.Pada 4 Maret 1621, pemerintah Stad Batavia (kota Batavia) dibentuk[1]. Jayakarta dibumiratakan dan dibangun benteng yang bagian depannya digali parit. Di bagian belakang dibangun gudang juga dikitari parit, pagar besi dan tiang-tiang yang kuat. Selama 8 tahun kota Batavia sudah meluas 3 kali lipat.
Pembangunannya selesai pada tahun 1650. Kota Batavia sebenarnya terletak di selatan Kastil yang juga dikelilingi oleh tembok-tembok dan dipotong-potong oleh banyak parit.Pada awal abad ke-17 perbatasan antara wilayah kekuasaan Banten dan Batavia mula-mula dibentuk oleh Kali Angke dan kemudian Kali Cisadane. Kawasan sekitar Batavia menjadi kosong. Daerah di luar benteng dan tembok kota tidak aman, antara lain karena gerilya Banten dan sisa prajurit Mataram (1628-1629) yang tidak mau pulang.Beberapa persetujuan bersama dengan Banten (1659 dan 1684) dan Mataram (1652) menetapkan daerah antara Cisadane dan Citarum sebagai wilayah kompeni. Baru pada akhir abad ke-17 daerah Jakarta sekarang mulai dihuni orang lagi, yang digolongkan menjadi kelompok budak belian dan orang pribumi yang bebas.Pada 1 April 1905 nama Stad Batavia diubah menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari 1935 nama kota ini diubah lagi menjadi Stad Gemeente Batavia[2].
Diposting oleh
polo polo